Coba simak yang ini deh!

Liat Tayangan

Follow ya...

Monday, May 21, 2018

Ehipassiko School Berintegrasi dengan Karakter dalam Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Dalam acara Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017 yang diselenggarakan oleh LPMP Banten di Sekolah Jagad Arsy, Iis Nurhayati, M.Pd., selaku Pengawas SMA Gugus 3 Tangerang Selatan, sempat menyampaikan bahwa dalam penerapan kurikulum 2013 revisi 2017 ini akan terjadi evaluasi masif pada penilaian sikap. Bahkan secara “gamblang” disebutkan bahwa peserta didik wajib memiliki kecakapan sikap yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang akan dihadapinya di kemudian hari dengan berlandaskan pada budi pekerti. Berdasarkan hasil pemufakatan dalam rancangan kurikulum revisi ini tertuang bahwa siswa harus memiliki nilai-nilai karakter bangsa, seperti bertanggung jawab, jujur, kompetitif, bekerja sama, dan menghargai kearifan lokal. Tentu dengan rancangan tersebut pemerintah memiliki refleksi bahwa pelajar di Indonesia akan menjadi lulusan yang adi luhung. Bukan hanya cakap dalam akademik, melainkan juga memiliki nilai-nilai Pancasila dalam bertindak, bertutur, dan berhubungan satu sama lain.

Pergeseran arah pemerintah dalam mencetak generasi pelajar saat ini sudah sepatutnya kita dukung sebagai salah satu terobosan yang memang diperlukan saat ini oleh Indonesia. Dengan semakin berkembangnya suatu negara, jelas dibutuhkan individu yang berkualitas agar tidak hanya menjadi wacana, tetapi keok dalam pelaksanaan. Gambaran pergeseran arah pemerintah ini bercermin dari ragam variasi kasus-kasus kenakalan remaja di masa sebelumnya. Berdasarkan data statistik tahun 2012 tingkat kenakalan remaja meningkat 36,66% (bersumber di www.beritasatu.com). Hal yang patut disayangkan adalah banyak dari pelaku kenakalan remaja adalah pelajar yang berprestasi. Fenomena tersebut menandakan bahwa kecakapan pelajar tidak hanya dapat ditinjau oleh akademik saja. Diperlukan treatment pendukung untuk membangun karakter bangsa. Dalam penerapannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menrangkumnya dalam program PPK. PPK atau Program Penguatan Karakter merupakan treatment yang digunakan untuk memaksimalkan kemampuan siswa sesuai dengan passion-nya dan dalam lingkup budi pekerti. Tindak lanjut PPK ini disesuaikan dengan kemampuan sekolahnya masing-masing.
Menanggapi pandangan tersebut Ehipassiko School BSD patut berteguh pendirian, mengingat penanaman etika dan karakter dalam membangun pendidikan sudah dilakukan sejak awal berdirinya sekolah ini. Ehipassiko School dengan tegas menyatakan akan menjadi sekolah Buddhis yang menjunjung tinggi budi pekerti. Dalam penerapannya, siswa di Ehipassiko School akan mengikuti beberapa pembiasaan, seperti Kebaktian, Mindfulness, Motivasi Buddhis, literasi pagi, dan senam pagi. Selain itu, dalam pembelajaran ditanamkan sisi humanis sehingga siswa mampu memandang permasalahan dengan banyak sudut pandang agar tercipta problem solving yang sinergi terhadap Program Penguatan Karakter. Ehipassiko School juga menanamkan Seven Habits sebagai bentuk dasar bersikap para siswa. Artinya selain siswa ditempa dengan pembiasaan yang bernilai karakter, para siswa juga dibekali dasar-dasar dalam bersikap.
        Pengukuhan sekolah untuk menjadi sekolah Buddhis juga merupakan langkah yang dirasa penting untuk mencetak generasi yang adi luhung. Banyak orang tua yang dengan penuh kesadaran memilih sekolah yang berkiblat pada sistem religi agar putra-putri mereka terhindar dari penyelewengan sikap dan sebagai benteng diri agar putra-putri mereka dapat bertindak sesuai dengan nilai agama. Penanaman budi pekerti dan pengukuhan menjadi sekolah Buddhis menjadi dua nilai tawar yang jelas digunakan Ehipassiko dalam melawan keterpurukan mental dan moral pelajar. Dengan dua senjata di atas Ehipassiko School menolak degradasi moral dan mental.
Kehadiran implementasi kurikulum 2013 juga salah satu cara pemerintah untuk menghadang persoalan degradasi moral. Penilaian sikap, spiritual, akademik, dan keterampilan dibuat seimbang dan memiliki proporsi yang tepat dalam membentuk siswa. Penerapan literasi dalam pembelajaran pun iktu ditekankan menjadi salah satu metode pemerolehan materi pembelajaran. Tentu guru sebagai garda terdepan dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa di Indonesia harus pintar dan jeli dalam mendidik putra-putri bibit kesuksesan bangsa ini. Terakhir dari penulis, seberapapun tangguhnya suatu metode untuk menanggulangi masalah kebangsaan tentu tidak akan begitu berpengaruh bila seluruh pihak ikut menyokong dan berperan aktif dalam mencapai tujuan kebangsaan.

0 komentar: