Coba simak yang ini deh!
Liat Tayangan
Follow ya...
Wednesday, July 29, 2015
Sulitnya Akses Bersilaturahmi untuk Pemudik
Pemerintah sendiri tidak hanya tinggal diam menghadapi luapan pemudik dari tiap tahunnya. Sudah barang tentu dengan jumlah pemudik yang kian membludak akan semakin banyak masalah yang ditimbulkan dan tentunya pemerintah harus lebih sensitif dalam menyikapi masalah ini. Mudik tidak mungkin ditiadakan ataupun dilarang. Mudik adalah akar buadaya yang sudah mengakar bagai setiap warga di Indonesia, dimanapun kotanya.
Masalah yang sangat terlihat dengan adanya budaya mudik ini adalah banyaknya warga yang menggunakan jalur darat dengan kendaraan pribadi. hal tersebut telah menjadi kebiasaan bagi mereka sebagai alat pengungkapan bagi mereka tentang keberhasilannya hidup di kota besar. Selain itu kendaraan pribadi dinilai lebih nyaman ketimbang harus berdesakan dan antre di loket tiket transportasi umum. Pemerintah sendiri sudah mengusahakan perbaikan fasilitas transportasi umum sebagai alat trasnportasi mudik. Mantan Dirut PT KAI, Ignasius Jonan, pada masa jabatannya telah memperbaiki sistem perkeretaapian di Indonesia sehingga jauh lebih nyaman dan lebih murah. Selain itu perusahaan swasta pun dirasa cukup membantu untuk menyelesaikan masalah mudik ini, dengan mengadakan mudik bareng gratis.
Kendatipun sudah cukup banyak pihak yang terlibat dalam mengantisipasi masalah mudik, tetapi mudik masih saja menjadi biang permasalahan terutama dalam hal transportasi. Kemacetan saat mudik dengan jalur darat merupakan masalah yang paling dikhawatirkan bagi pemudik. Masalah tersebut tterasa sangat menakutkan bagi para pemudik. Dapat dibayangkan jarak tempuh Jakarta-Yogyakarta yang seharusnya ditempuh dengan 18 jam bisa ditempuh hingga 28 jam. Sebuah loncatan waktu yang terlampau jauh.
Membaca permasalahan tersebut, pemerintah akhirnya mengesahkan sebuah solusi agar para pemudik mendapatkan angin segar. Tanggal 14 Juni 2015 lalu pemerintah mengesahkan dan membuka jalan tol terpanjang yang pernah dimiliki Indonesia, yaitu Tol Cipali yang disampung dengan Tol Palimanan-Pejagan. Tol sepanjang 116,75 km tersebut manghubungkan antara Tol Dalam Kota (Jakarta) dengan Cikampek dan Palimanan. Tidak hanya itu, tol tersebut juga menghubungkan antara Palimanan dengan Kanci (Cirebon) dan Pejagan (Brebes) sehingga kita dapat masuk dari Jakarta dan keluar di Pejagan- Jawa Tengah. Untuk persoalan jarak tempuh sendiri tentunya dapat menghemat banyak waktu. Jakarta-Brebes yang biasa ditempuh dengan setengah hari dapat ditempuh hanya dengan 2,5-4 jam. Sebuah terobosan yang saat ini dapat menjadi solusi sementara.
Jalan Tol Cipali Tampak Senja |
Pembukaan dan pengesahan Jalan Tol Cipali ini bukan tidak menuai kontroversi. Sejak sepekan beroperasinya tol tersebut ternyata telah merenggut korban jiwa dalam kecelakaan yang terjadi di Km 82. Disusul seterusnya beberapa kejadian kecelakaan yang merenggut banyak korban jiwa. Kejadiaan seperti itu terjadi karena kurang siapnya Tol Cipali dalam operasinya. Jalan tol ini belum menyediakan rest area sebagai sarana beristirahat sehingga dengan jarak yang sedemikian panjangnya tanpa istirahat sudah barang tentu dapat membuat pengemudi mengantuk.
Dengan beragamnya tanggapan masyarakat mengenai pengesahan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) ini tetap harus kita sikapi dengan arif. Tol Cipali tetap dapat meringankan beban para pemudik dengan terpangkasnya jarak tempuh. Dapat dikatakan Jalan Tol Cipali adalah sedikit angin segar ditengah keruhnya masalah mudik. Setidaknya para pemudik dapat mengakses jalur silaturahminya dengan sedikit lebih sederhana dibandingakan sebelumnya.
Label:
Just Diary
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: